Thursday, September 14, 2006

Advertising-Co Branding by shinta

Iklan yang bernapaskan co-branding banyak kita temui. Entah itu pada media televisi, radio maupun media cetak. Sebelum kita berbicara lebih jauh mengenai iklan co-branding ini, ada baiknya kita melihat dulu apa sebenarnya yang dimaksudkan dengan co-branding. Co-branding merupakan dua merek atau lebih dari perusahaan yang berbeda tampil bersama dalam satu kampanye atau komunikasi khusus lainnya.
Ada beberapa model co-branding. Pada tahap awal, kedua pihak bermaksud meningkatkan awareness mereka masing-masing melalui exposure pada basis pelanggannya. Bentuk kedua, values endorsement co-branding. Tingkatan kerjasama ini secara spesifik didesain untuk meng-endorse brand value dan positioning salah satu merek atau keduanya. Esensinya, dalam model ini dua partisipan bekerjasama karena mereka sama sama memiliki brand value yang merasuk kedalam pikiran pelanggan mereka. Yang ketiga, ingredient co-branding. Suatu merek yang memiliki kualitas produk yang unggul di pasar memasok komponen untuk merek lainnya. Contohnya, Intel yang memasok prosesor ke sejumlah produk komputer. Yang terakhir, complementary co-branding. Pada level ini dua merek yang sama-sama powerful dan saling melengkapi, bekerjasama memproduksi suatu produk.
Contoh-contoh produk yang telah melakukan con-branding misalnya layanan transaksi BCA melalui ponsel-dengan pro-XL, Telkom-Amex menerbitkan kartu kredit, Electrolux beriklan dengan Rinsomatic serta Extra Joss Tablet yang menggandeng Nokia serta MTV untuk iklan produknya. Selain itu BCA juga telibat dalam kegiatan co-branding dengan Bank Universal (yang sekarang dimerger dengan beberapa bank menjadi Bank Permata) dimana Bank berlogo kuning biru ini beraliansi menggunkan jaringan ATM BCA .
Di Indonesia praktik co-branding yang sudah berjalan juga telah memberikan hasil. Misalnya, Extra Joss tablet yang menggandeng Nokia dan MTV. Melalui iklan bersama dengan kedua merek yang sudah terkenal sebelumnya ini, citra Extra Joss Tablet terangkat secara signifikan khususnya di kalangan menengah ke atas karena sebelumnya produk ini identik dengan kalangan menengah-bawah khususnya para pekerja kasar yang sehari-harinya bekerja menguras tenaga (ingat iklan Doni Kusuma?).
Aliansi iklan co-branding ini bisa memberikan manfaat, terlebih khusus pada biaya yang relatif lebih murah karena dengan promosi bersama biaya bisa dipangkas jauh jika dibandingkan melakukan iklan sendiri. Akhirnya, untuk melakukan aliansi co-branding ini, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan. Pertama, lakukan audit atas merek calom mitra. Carilah merek calon mitra yang memiliki segmen pasar yang serupa atau libatkan merek merek yang setara. Contohnya, produk Extra Joss Tablet yang difokuskan untuk konsumen anak muda yang dinamis, aktif, dan trendy dari masyarakat menengah-atas ini cocok dengan konsumen dari Nokia serta MTV. Kedua, faktor kampanye iklan. Ciptakan kampanye iklan yang dapat berlangsung lama dan menimbulkan sinergi yang saling menguntungkan. Oleh karenanya, pikirkan pertimbangan antara beriklan dengan model tematis-beriklan dengan bertumpu pada tema tema tertentu-dan model promosi-langkah promo yang mengarah ke program penjualan. Contohnya, Extra Joss Tablet yang melakukan kegiatan promosi lini bawah dengan menggandeng Nokia. Pembelian Nokia akan diserta Extra Joss Tablet dalam bentuk souvenir. Dan sebaliknya, jika Extra Joss mengadakan promo berhadiah maka akan diselipkan Nokia sebagai hadiahnya. Yang terpenting dari strategi iklan co-branding ini yaitu bahwa semua pihak sama-sama mendapatkan keuntungan dengan kegiatan tersebut.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home