Sunday, October 15, 2006

Kematian.....

Pukul 2 siang kemarin (7 Oktober) saya menerima kabar dari keluarga saya di Makassar kalau Pendeta kami di Kendari meninggal dunia karena tekanan darah tinggi. Kaget? Pasti! Baru sekitar 2 minggu yang lalu beliau menelpon saya saat saya sakit dan di opname di rumah sakit. Beliau banyak memberikan nasehat dan penguatan untuk saya.
Saya sungguh kaget mendengarnya dan sesaat setelah mendengar kabar tersebut, saya langsung menangis. Tidak menyangka sama sekali. Terlebih lagi beliau baru berusia 40 tahun. Masih sangat muda. Memiliki 4 orang anak yang semuanya masih kecil. Tertua duduk di kelas 3 SMA.
Saya sangat paham betul bahwa kematian merupakan takdir yang tidak bisa kita hindari.
Bahwa kematian memang sudah ditentukan oleh Dia.
Bahwa kematian sesuatu yang given.
Saya yakin, sebagai makhluk yang percaya kepada Tuhan, pastinya kita tidak bisa menghindari kematian. Cepat atau lambat kita semua mengalami masa itu.
Tapi...yang saya yakini, kematian bisa kita “perlambat” ataupun “dipercepat”.
Maksud saya seperti ini, seperti Pendeta saya. Tekanan darahnya naik diakibatkan makanan yang dia konsumsi. Daging-dagingan, terlebih lagi daging babi selalu dikonsumsinya. Jarang diet. Tak heran, kematian pun menjemput dirinya dikala usianya masih produktif untuk berkarya. Atau.....baru-baru saja saya membaca di Kompas, rakyat Indonesia yang berada dibawah garis kemiskinan dari tahun ke tahun semakin meningkat. Mereka tidak memiliki cukup uang untuk berobat ke rumah sakit.....
Mereka tidak memiliki cukup uang untuk mengkonsumsi makanan sehat....
Akhirnya anak-anak mereka mengalami busung lapar, malnutrisi dan lain sebagainya.
Hal inipun akan mempercepat kematian mereka. Bahkan....kematian akibat kekurangan makanan ini pun sudah sering saya dengar diberita televisi maupun saya baca di koran. Atau...banyaknya pihak rumah sakit yang menolak untuk menolong (mengobati) rakyat yang tidak memiliki cukup dana untuk membayar pihak rumah sakit....(keterlaluan!!!!!!).
Pertanyaan, apakah kemiskinan merupakan takdir mereka? Sehingga kematian yang “dipercepat”, yang sangat saya yakini bukan “dipercepat” oleh mereka, pun menjadi hal yang tidak bisa mereka hindari?
Yang saya ingin sorot disini adalah, dana yang disediakan oleh pemerintah bagi kaum miskin sangatlah tidak memadai. Sudah tidak memadai, diselewengkan pula. Kasian rakyat miskin...........
Hak-hak mereka dirampas oleh pejabat-pejabat pemerintah..........
Kematian mereka “dipercepat” oleh pejabat-pejabat pemerintah........
Bahkan pihak rumah sakitpun tidak memandang sebelah mata kepada kaum miskin (apalagi dua mata, atau.....mereka sudah tidak memiliki mata!!!).
Ada uang....Anda kami layani...
Semakin banyak uang....semakin baik kami layani Anda....
Oh ya, saat saya diopname....disebelah tempat tidur saya, saya mendengar mereka berdiskusi mengenai dana rumah sakit yang mereka harus bayar.
Saat anak mereka lemah terbaring, tak berdaya...Mereka disibukkan dengan pembicaraan bagaimana harus membayar biaya perawatan rumah sakit. Dan saya mendengar (tanpa sengaja, karena tempat tidur kami bersebelahan), mereka berencana memindahkan anaknya ke rumah sakit yang murah. Kasian.....
Thanks God, karena saya tidak dilahirkan sebagai orang miskin.....
Thanks God, karena saya bisa membayar biaya rumah sakit hanya dengan menggesek kartu saya....
Thanks God, karena saya mendapatkan perawatan yang sangat baik oleh rumah sakit tersebut ....
Artikel di Kompas hari Sabtu tanggal 7 Oktober mengulas tentang Orang Miskin Dilarang Sakit.
Saat membaca judul tersebut hati saya menjadi miris....
Semiris saat saya membaca buku seri Dilarang Miskin yang berjudul: Orang Miskin di Larang Sekolah.......
Lagi – lagi kemiskinan.....Lagi – lagi kemiskinan....
Ada apa sih dengan rakyat miskin???? Mengapa mereka selalu menjadi mangsa para penguasa yang rakus akan wajah penguasa orde baru yang tergambar di selembar kertas berwarna X berukuran Y?
Kalau saja pejabat pemerintah masih memiliki hati nurani.....
Tentunya dana untuk rakyat miskin dapat dirasakan seutuhnya oleh mereka....
Kalau saja pemerintah tidak bernapsu dengan kekayaan duniawi....
Tentunya kematian rakyat miskin yang “dipercepat” tidak akan terjadi....
Kematian....bisa kita percepat....dengan atau tanpa kemauan kita....
Kematian....bisa kita perlambat....dengan kemauan kita.....
C’est la vie.....

Monday, October 09, 2006

AKHIRNYA KUMENEMUKANMU

akhirnya kumenemukanmu
saat hati ini mulai merapuh
akhirnya kumenemukanmu
saat raga ini ingin berlabuh

kuberharap engkaulah
jawaban segala risau hatiku
dan biarkan diriku
mencintaimu hingga ujung usiaku

Reff:
jika nanti ku sanding dirimu
miliki aku dengan segala kelemahanku
dan bila nanti engkau disampingku
jangan pernah letih tuk mencintaiku


Giillliinnggg...booo...DALEM BANGET SYAIRNYA
Gw demen abis ma lagu ini. Awalnya dari syair kemudian pas denger lagunya eh, ternyata asyik juga. Kenapa gw suka? alasannya.....
KITA BELAJAR MENCINTAI KEKURANGAN ATAU KELEMAHAN DARI PASANGAN KITA...*nusuk booo...*
So, above of all, cintailah kelemahan/ kekurangan pasangan kita terlebih dahulu. setelah lu udah lewati semua itu, maka...berbahagialah kamu ^_^

RUANG RINDU

Di daun yang ikut mengalir lembut terbawa sungai ke ujung mata
Dan aku mulai takut terbawa cinta menghirup rindu yang sesakkan dada
Jalanku hampa dan ku sentuh dia, terasa hangat di dalam hati
Kupegang erat dan kuhalangi waktu, tak urung jua ku lihatnya pergi

Tak pernah kuragu dan selalu kuingat kerlingan matamu dan sentuhan hangat
Ku saat itu takut mencari makna, tumbuhkan rasa yang sesakkan dada

(*) Kau datang dan pergi begitu saja, semua ku terima apa adanya

Mata terpejam dan hati menggumam, di ruang rindu kita bertemu


Selama gw di opname, gw demen banget ma lagu ini (lagi kangen ma seseorang, lama ga ktemu)...sampe sekarang tambah demen...karna yang gw tahu sampai kapanpun gw gak bakalan bisa ma dia...ya sutralaaaahh....

Ooohh....B L A N K (curhat gw hari ini)

Gak tahu yach kenapa hari ini gw blank abiissss.....
Mungkin karena gw lagi bete berat ma seseorang....
Ato mungkin karna gw baru aja ngeliat kuntilanak.....
Bete euy.....dengan ke-blank-an gw...
Seharian di depan kompi, kerja..kerja...kerja...
Berusaha untuk fokus...nulis...from zero...menjadi kata kata yang sarat dengan berita OeL...
Ternyata susah yach kalo harus nulis tapi otak lagi blank...
Tapi ya HARUS....namanya juga kerja....tetap harus bisa dan harus dipaksakan bisa...
Whhuuuuuhh....capek deeehh....(kasian deh gw tidak tahu mengucap syukur...)
Hehehe...maap, gw harus balik lagi...kerja....nulis....


MUNGKIN AKU BUKAN PUJANGGA
YANG PANDAI MERANGKAI KATA

Tuesday, October 03, 2006

JESUS LOVES YOU

Betapa besarnya nilai uang kertas senilai Rp.100.000 apabila dibawa ke gereja untuk disumbangkan; tetapi betapa kecilnya kalau dibawa ke Mall untuk dibelanjakan

Betapa lamanya melayani Allahselama satu jam; namun betapa singkatnya kalau kita melihat film.

Betapa sulitnya untuk mencari kata-kata ketika berdoa(spontan); namun betapa mudahnya kalau mengobrol atau bergosip dengan teman tanpa harus berpikir panjang-panjang.

Betapa asyiknya apabila pertandingan sepak bola diperpanjang waktunya ekstra namun kita mengeluh ketika khotbah di gereja lebih lama sedikit daripada biasa.

Betapa sulitnya untuk membaca satu perikop dari Kitab Suci; namun betapa mudahnya membaca 100 halaman dari novel yang laris.

Betapa getolnya orang untuk duduk di depan dalam pertandingan atau konser namun lebih senang duduk di bangku paling belakang di gereja.

Betapa sulitnya untuk menyesuaikan jadwal waktu kita, 2 atau 3 minggu sebelumnya untuk suatu acara gerejani; namun betapa mudahnya menyesuaikan waktu dalam sekejap pada saat terakhir untuk event yang menyenangkan.

Betapa sulitnya untuk mempelajari suatu bab sederhana dari Injil untuk di sharingkan dengan orang lain; namun betapa mudahnya untuk mengulang-ulangi gosip yang sama kepada orang lain itu.

Betapa mudahnya kita mempercayai apa yang dikatakan oleh koran; namun betapa kita meragukan apa yang dikatakan oleh Kitab Suci.

Betapa setiap orang ingin masuk sorga seandainya tidak perlu untuk percaya atau berpikir, atau mengatakan apa-apa,atau berbuat apa-apa.

Betapa kita dapat menyebarkan seribu lelucon melalui e-mail, dan menyebarluaskannya dengan FORWARD seperti api; namun kalau ada mail yang isinya tentang Kerajaan Allah; betapa seringnya kita ragu-ragu, enggan membukanya dan mensharingkannya, serta langsung klik pada icon DELETE.

Sebar luaskanlah Sabda-Nya, bersyukurlah kepada TUHAN,DIA BAIK,PENGASIH DAN PENYAYANG.

Apakah tidak lucu apabila anda tidak memFORWARD pesan ini.

Betapa banyak orang tidak akan menerima pesan ini, karena anda tidak yakin bahwa mereka masih percaya akan sesuatu ?