Thursday, August 02, 2007

LAGU RINDU by KERISPATIH

Bintang malam katakan (sampaikan) padanya
Aku ingin melukis sinarmu di hatinya
Embun pagi katakan padanya
Biar ku dekap erat waktu dingin membelenggunya

Tahukah engkau wahai langit
Aku ingin bertemu membelai wajahnya
Kan ku pasang hiasan angkasa yang terindah
Hanya untuk dirinya
Lagu rindu ini kuciptakan
Hanya untuk bidadari hatiku tercinta
Walau hanya nada sederhana
Ijinkan ku ungkap segenap rasa dan kerinduan



Gak tahu nih, lagi demen banget ma ini lagu, sampai gue minta temen gue yang artis itu nyanyiin ni lagu kalo dia lagi manggung *request booo...hehehehe*

Wednesday, May 09, 2007

SAHABATKU DARI ACEH

Satu minggu yang lalu aku disibukkan dengan kedatangan temen temen dari Aceh (SMUN 3 Aceh).Kenalan beberapa saat, kemudian pertemanan itu terus berlanjut dan akhirnya aku menemani mereka berkeliling kota Jakarta (baca: mall to mall). Sesuatu yang sangat berkesan luar biasa bagiku.Aku yang dari Kendari, Sulawesi Tenggara bertemu dengan sahabat sahabat dari Aceh.Mereka dengan dialek Acehnya, dan aku dengan dialek yang udah ga jelas lagi (hehehe...campuran sulawesi, jogja dan jakarta) tetap kami bisa bercanda, tertawa dan saling sharing soal bahasa dan makanan khas masing masing daerah.Ternyata asyi juga yach punya teman dari berbagai daerah. Secara, aku ini semenjak tamat SMP udah hengkang dari sulawesi dan menghabiskan masa remaja dan menyelesaikan kuliah S2 di Jogjakarta en lanjut pertengahan 2003 baru move to jakarta.
Mendengarkan kisah mereka saat tsunami, mereka menjadi saksi mata akan keganasan alam.Mendengar cerita mereka saat air laut naik sampai 8-10 meter ke darat,deburan ombak yang mengaum ngaum bak singa - sungguh mengerikan, berbagai kejadian aneh saat tsunami, kemudian usaha mereka saat menyelamatkan diri. Di tambah lagi, siswa SMUN 3 Aceh yang dulu berjumlah 1000 siswa, akhirnya kini menjadi 500 siswa dimana setengahnya meninggal akibat tsunami.Saat saya menanyakan apa perasaan mereka, mereka menjawab: saat stunami datang mereka sudah berpikir bahwa kiamat telah datang.
Oh ya, ada satu hal yang mereka ceritakan ke aku mengenai keberadaan NGO2 asing yang saat ini banyak di Aceh,yaitu bahwa para tamu tamu yang niatnya membantu Aceh ini sedikit banyak tidak menghormati budaya dan rakyat Aceh.Drungs dan budaya kumpul2 yang tidak sewajarnya sekarang banyak terjadi di Banda Aceh.
Yaaah...aku hanya bisa berharap, siapapun temen2 NGO yang saat ini ikut berjuang membangun Aceh kembali, agar tetap bisa menempatkan diri, dimana langit dipijak disitulah bumi di junjung.
Buat para sahabatku yang sekarang sudah di Banda Aceh lagi,thanks a lot for everything. It's a nice thing to have new friends like you all.Aku berharap, suatu saat bisa ke Banda Aceh dan bertemu dengan kalian semua...
Untuk Juju,semoga sukses dengan studinya...kalo mau pesen barang barang dari jakarta...aku oke oke aja tuuhh...hehehehhe..Keep in touch yach.

Friday, April 06, 2007

JAVA JAZZ FESTIVAL dari TOMPI ke LEVEL 42

Haaaaaiiiiiiiiiii.......dah lama nih gw ga nengok blog gw hehehe...Pa kabar yak blog yang dah lama ga berpenghuni ini...Oh ya walo udah agak agak basi nih...gw ma cerita pengalaman gw pas nonton Java Jazz Festival awal maret lalu.

Kesan pertama? crowded booo....yang baru nih, di halaman depan banyak jual2an gitu *tahun lalu ga ada* trus ada pagar yang jalur khusus gituh, kalo ga salah pake gelang, nah ini juga ga ada tahun2 sebelumnya. Pas masuk? musik bangeeeetttt hehehhehe......serasa di emperan surga gitu loh. Secara jelas gw emang demen banget ma namanya musik. Any kind of *kecuali dangdut ma musik India kali ye*
Gw jadi sempet bingung mau nonton yang mana, tapi akhirnya gw mutusin tuk nonton yang bule bule dulu. Kalo Indo mah gampanglah...mereka masih berkeliaran di jakarta ini. Nonton instrumental jazz sambil lesehan? duuuhh...tiada tergantikan kenikmatannya hehehe...saking banyaknya yg gw nonton, mpe lupa deh satu per satu namanya. Tapi, yang jelas, gw ga ninggalin si TOMPI. Pas TOMPI manggung, gw bener bener plototin dah si TOMPI hihihihi....Bener bener speechless. Improvenya keren abiiisssss.....emang bagusan sih liat TOMPI live daripada dengerin CD2nya. Anak anak VJ MTV yang nonton malah hebohnya minta ampun, secara jelas mereka kan udah biasa ketemu seleb gitu loh....Tapi ya emang TOMPI kagak ada matinye hehehhee.....

Selesai nonton TOMPI, gw keliling2 lagi trus nyari makan *lapar booo...* secara jelas gw kecapean habis fitnes malam alias jingkrak jingkrak nonton TOMPI hihihhi....

Oh ya, di penghujung acara gw nonton Level 42. Giiilliiiingg...speechless lagi guee...bener bener tontonan kelas dunia. Pas gw masuk,udah duduk dengan tenang, orang orang dah pada penuh nuh...eeehh, panitianya suruh kita keluar. Ya alhasil pada keluar semua *bayangin aja gedung utama jhcc gituh diminta tuk dibersihkan dari semua penggemar jazz* alasannnya pada mau gladi bersih en check sound gituh *gimana sih panitinya, gak kompak* Tapiiiii....gw ga beranjak dari tempat duduk. Ya ogah dong, kita udah capek capek ngantri, dan dapat tempat yang nyaman, trus keluar gitu ajah? ogaaaahhh....Alhasil, beberapa orang bandel, termasuk gw, tetep ditempat dan menonton orang2 pada gladi en check sound. Selama acara berlangsung, gw ga henti hentinya mengagumi keindahan musik, tata lampu, panggung dan soundnya. LEVEL 42 gituh loh.....
Jam 2 an pagi gw kelar nonton dan akhirnya tiba di rumah mpir jam 3an hehehhee...pengalaman yang seru...SEE YOU IN JAZA JAZZ FESTIVAL 2008........

Tuesday, February 13, 2007

Kehidupan Sang Elang

Elang merupakan jenis unggas yang mempunyai umur paling panjang didunia.
Umurnya dapat mencapai 70 tahun. Tetapi untuk mencapai umur sepanjang itu
seekor elang harus membuat suatu keputusan yang sangat berat pada umurnya yang ke 40.
Ketika elang berumur 40 tahun, cakarnya mulai menua, paruhnya menjadi
panjang dan membengkok hingga hampir menyentuh dadanya. Sayapnya menjadi
sangat berat karena bulunya telah tumbuh lebat dan tebal,sehingga sangat menyulitkan
waktu terbang. Pada saat itu, elang hanya mempunyai dua pilihan: Menunggu kematian,
atau Mengalami suatu proses transformasi yang sangat menyakitkan --- suatu proses
transformasi yang panjang selama 150 hari.
Untuk melakukan transformasi itu, elang harus berusaha keras terbang keatas puncak
gunung untuk kemudian membuat sarang ditepi jurang , berhenti dan tinggal disana selama
proses transformasi berlangsung.
Pertama-tama, elang harus mematukkan paruhnya pada batu karang sampai paruh
tersebut terlepas dari mulutnya, kemudian berdiam beberapa lama menunggu
tumbuhnya paruh baru. Dengan paruh yang baru tumbuh itu, ia harus mencabut satu
persatu cakar-cakarnya dan ketika cakar yang baru sudah tumbuh, ia akan mencabut
bulu badannya satu demi satu. Suatu proses yang panjang dan menyakitkan.
Lima bulan kemudian, bulu-bulu elang yang baru sudah tumbuh.
Elang mulai dapat terbang kembali. Dengan paruh dan cakar baru,
elang tersebut mulai menjalani 30 tahun kehidupan barunya dengan penuh energi!
Dalam kehidupan kita ini, kadang kita juga harus melakukan suatu keputusan
yang sangat berat untuk memulai sesuatu proses pembaharuan. Kita harus berani
dan mau membuang semua kebiasaan lama yang mengikat, meskipun kebiasaan lama itu
adalah sesuatu yang menyenangkan dan melenakan.
Kita harus rela untuk meninggalkan perilaku lama kita agar kita dapat mulai
terbang lagi menggapai tujuan yang lebih baik di masa depan. Hanya bila kita
bersedia melepaskan beban lama, membuka diri untuk belajar hal-hal yang baru,
kita baru mempunyai kesempatan untuk mengembangkan kemampuan kita yang terpendam,
mengasah keahlian baru dan menatap masa depan dengan penuh keyakinan.
Halangan terbesar untuk berubah terletak di dalam diri sendiri
dan andalah sang penguasa atas diri anda.
Jangan biarkan masa lalu menumpulkan asa
dan melayukan semangat kita.
Anda adalah elang-elang itu.
Perubahan pasti terjadi.
Maka itu, kita harus berubah!
unknown author)

Sunday, January 28, 2007

Aku Dirimu Dirinya

Tak ada yang harus kita sesali
Semua indah yang pernah kita alami
Meskipun terbatas dan tak mungkin
Terikat janji abadi

Aku dirimu dirinya
Tak akan pernah mengerti
Tentang suratan

Aku dirimu dirinya
Tak resah bila sadari
Cinta tak’kan salah

Andai waktu bisa kita putar kembali
Jalinan cerita mungkin tak begini

Meskipun terbatas saling pandang
Dan tak akan lebih lagi............

Cinta Sendiri

Kau ungkapkan kepadaku
Kan ada saatnya nanti
Engkau milikku satu

Kumenunggu dalam bimbang
Adakah sungguhnya aku
Kasih yang kau inginkan

Biar aku yang pergi
Bila tak juga pasti
Adakah selama ini
Aku cinta sendiri

Biar aku yang pergi
Bila tak juga pasti
Adakah selama ini
Aku cinta sendiri

Biar aku menepi
Bukan lelah menanti
Namun apalah artinya
Cinta pada bayangan

Pedih aku rasakan kenyataannya cinta tak harus slalu miliki

Jujur aku tak yakin bisa
Jalani hari tanpa dirimu................

Tuesday, December 19, 2006

MIMPI MIMPI MASA DEPAN

Bagi aku, bermimpi merupakan pekerjaan yang sangat mudah. Aku tidak harus bekerja keras sampai mengeluarkan keringat, menggunakan otot untuk mengangkat beban yang begitu berat, berpikir keras memutar otak sampai pada akhirnya aku harus mengalami stres hingga depresi layaknya seorang bankir dikejar kejar oleh pemerintah karena utang. Aku bisa bermimpi saat aku didalam bis menuju ke kantor. Aku bisa bermimpi saat aku berada di dalam kamar, aku bisa bermimpi saat aku berjalan-jalan di mall, bahkan bermimpi pun bisa aku lakukan sebelum aku tidur malam. Layaknya seorang aktris yang bisa menjadi apa saja di dalam setiap scene-scenenya, kita juga bisa bermimpi untuk menjadi apa saja yang kita inginkan di masa depan. Dan bagi aku........ mewujudkan mimpi-mimpi tersebut merupakan hal yang menantang sekaligus menyenangkan. Kita bisa berkreasi, mencipta, berpikir tanpa batas, mengeluarkan ide-ide “gila”-sebatas apa yang kita lakukan itu tidak merugikan orang lain.
MIMPI......Di saat kita bekerja untuk mewujudkan mimpi-mimpi kita, maka akan muncul energi positif yang akan terus mendorong kita untuk mencapai mimpi-mimpi tersebut. Bahkan pada saat mimpi itu terhalang oleh suatu idealisme, mimpi itu tetap akan meneruskan perjalanannya sampai pada titik yang telah kita tentukan bahkan sampai pada titik yang kitapun tidak bayangkan sebelumnya.

Seperti teman-teman kita di Kampung Nohamas, Pegunungan Jayawijaya, Nahomi dan Athimus berangkat ke sekolah dengan berjalan kaki sejauh 3 km ke Kecamatan Kosareh tempat mereka menuntut ilmu. Mereka, bersama teman teman yang lain begitu bersemangat walaupun perjalanan yang mereka tempuh tidaklah mudah. Nahomi, yang berusia 13 tahun tetap bersemangat untuk belajar meskipun dia harus memulainya di kelas 1 SD dan Athimus, yang bercita-cita untuk melanjutkan sekolahnya ke tingkat menengah di Wamena. Mungkin bagi kita, cita-cita mereka merupakan sesuatu yang sangat sederhana. Tapi, untuk mereka.....cita-cita tersebut adalah hal yang sangat besar. Sebesar mimpi Bapak Nathaniel yang dengan setia bekerja sebagai guru, mengajar di sekolah Nahomi dan Athimus, mimpi....yang menginginkan penduduk Jayawijaya bisa membaca dan berhitung. Yang walaupun dalam kesederhanaannya, tanpa memikirkan keberadaan Sertifikasi Guru 2007, beliau tetap setia bersama dengan seorang guru, bekerja dan melayani, mengembangkan pendidikan di desa tersebut.

MIMPI....Seberapa besarkah mimpi kita terhadap sekolah ini? Apakah mimpi kita sama besarnya dengan iman kita yang sebesar biji sesawi? Yang sanggup memindahkan gunung?
Apakah sebelumnya Amanda-pemenang medali perak pada IMSO (Intenational Math and Science Olympiad) 2006 tingkat dunia- pernah bermimpi untuk bisa berlaga di tingkat dunia? Manda yang berhasil meraih Peserta Terkreatif pada Finalis Insinyur Cilik 2006 dan berfoto dengan Bapak Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono? Chyntia yang tulisannya berhasil diterbutkan dalam sebuah buku? Teman-teman kita di SMA OeL yang mulai menunjukkan taringnya dengan menjadi pemenang-Juara 1-pada lomba paduan suara? Bahkan adik-adik kita di TK OeL Panglima Polim pun berhasil meraih juara pada lomba menyanyi bersama baik di tingkat Jakarta Selatan maupun se-DKI Jakarta yang harus bersaing dengan 40 peserta lainnya.? Apakah kita pernah bermimpi, di saat seorang siswa yang telah keluar masuk di beberapa sekolah dan akhirnya dia merasa nyaman, merasa di terima di SMP OeL Pamulang bahkan dia bisa menjadi pemimpin di sekolahnya? Menjadi bintang di sekolahnya? Apakah pernah bermimpi SMP OeL Polim memiliki sebuah eskul drumband yang hebat? Apakah pernah bermimpi SMP OeL BSD memiliki tim basket yang solid dan guru-guru yang begitu bersemangat belajar Bahasa Inggris?
Dan semuanya ini telah terwujud...........
Tidak hanya dengan kata-kata, tetapi dengan kerja keras dan kerja cerdas, yang bagi kita itu merupakan hal yang sangat menyenangkan untuk dilalui. Mengalami ketegangan dengan rekan kerja dan atasan, anggaplah itu suatu “noda” yang positif, mengutip sebuah kalimat “Tak ada noda, maka tak belajar”, maka anggaplah semua itu sebagai suatu pembelajaran untuk menuju hidup yang lebih baik, bagi siswa-harus ikut ulangan susulan karena berlatih paduan suara, perasaan lelah dan tertekan karena harus melatih adik-adik TK untuk berlomba dan menyiapkan Operet Natal, tekanan karena harus menghadapi akreditasi sekolah, ketidaknyamanan karena mandi pun harus mengambil air seember yang jaraknya sampai berkilo-kilo saat menjalani live in di Gunung Kidul.
Apapun yang kita alami, nikmatilah semua itu.....Karena semuanya merupakan proses yang harus kita lalui untuk mencapai suatu kedewasaan dalam hidup....untuk mencapai mimpi mimpi kita, meraih masa depan kita di sekolah Ora et Labora. Mencipta bintang di sekolah Ora et Labora.
(3/12/)

Nun jauh disana...di pegunungan dataran Jayawijaya, Yabeth, ayah Athimus menatap anaknya yang sedang merakit kayu menjadi sebuah kapal terbang. Dan.......tidak lama kemudian, bersama teman-temannya, Athimus menerbangkan pesawat tersebut. Sang ayah menatap dengan bangga, bermimpi agar anaknya bisa melanjutkan sekolah menengah di Wamena, bermimpi agar anaknya bisa menjadi kebanggaan warga desa Nahomas.......

Sunday, October 15, 2006

Kematian.....

Pukul 2 siang kemarin (7 Oktober) saya menerima kabar dari keluarga saya di Makassar kalau Pendeta kami di Kendari meninggal dunia karena tekanan darah tinggi. Kaget? Pasti! Baru sekitar 2 minggu yang lalu beliau menelpon saya saat saya sakit dan di opname di rumah sakit. Beliau banyak memberikan nasehat dan penguatan untuk saya.
Saya sungguh kaget mendengarnya dan sesaat setelah mendengar kabar tersebut, saya langsung menangis. Tidak menyangka sama sekali. Terlebih lagi beliau baru berusia 40 tahun. Masih sangat muda. Memiliki 4 orang anak yang semuanya masih kecil. Tertua duduk di kelas 3 SMA.
Saya sangat paham betul bahwa kematian merupakan takdir yang tidak bisa kita hindari.
Bahwa kematian memang sudah ditentukan oleh Dia.
Bahwa kematian sesuatu yang given.
Saya yakin, sebagai makhluk yang percaya kepada Tuhan, pastinya kita tidak bisa menghindari kematian. Cepat atau lambat kita semua mengalami masa itu.
Tapi...yang saya yakini, kematian bisa kita “perlambat” ataupun “dipercepat”.
Maksud saya seperti ini, seperti Pendeta saya. Tekanan darahnya naik diakibatkan makanan yang dia konsumsi. Daging-dagingan, terlebih lagi daging babi selalu dikonsumsinya. Jarang diet. Tak heran, kematian pun menjemput dirinya dikala usianya masih produktif untuk berkarya. Atau.....baru-baru saja saya membaca di Kompas, rakyat Indonesia yang berada dibawah garis kemiskinan dari tahun ke tahun semakin meningkat. Mereka tidak memiliki cukup uang untuk berobat ke rumah sakit.....
Mereka tidak memiliki cukup uang untuk mengkonsumsi makanan sehat....
Akhirnya anak-anak mereka mengalami busung lapar, malnutrisi dan lain sebagainya.
Hal inipun akan mempercepat kematian mereka. Bahkan....kematian akibat kekurangan makanan ini pun sudah sering saya dengar diberita televisi maupun saya baca di koran. Atau...banyaknya pihak rumah sakit yang menolak untuk menolong (mengobati) rakyat yang tidak memiliki cukup dana untuk membayar pihak rumah sakit....(keterlaluan!!!!!!).
Pertanyaan, apakah kemiskinan merupakan takdir mereka? Sehingga kematian yang “dipercepat”, yang sangat saya yakini bukan “dipercepat” oleh mereka, pun menjadi hal yang tidak bisa mereka hindari?
Yang saya ingin sorot disini adalah, dana yang disediakan oleh pemerintah bagi kaum miskin sangatlah tidak memadai. Sudah tidak memadai, diselewengkan pula. Kasian rakyat miskin...........
Hak-hak mereka dirampas oleh pejabat-pejabat pemerintah..........
Kematian mereka “dipercepat” oleh pejabat-pejabat pemerintah........
Bahkan pihak rumah sakitpun tidak memandang sebelah mata kepada kaum miskin (apalagi dua mata, atau.....mereka sudah tidak memiliki mata!!!).
Ada uang....Anda kami layani...
Semakin banyak uang....semakin baik kami layani Anda....
Oh ya, saat saya diopname....disebelah tempat tidur saya, saya mendengar mereka berdiskusi mengenai dana rumah sakit yang mereka harus bayar.
Saat anak mereka lemah terbaring, tak berdaya...Mereka disibukkan dengan pembicaraan bagaimana harus membayar biaya perawatan rumah sakit. Dan saya mendengar (tanpa sengaja, karena tempat tidur kami bersebelahan), mereka berencana memindahkan anaknya ke rumah sakit yang murah. Kasian.....
Thanks God, karena saya tidak dilahirkan sebagai orang miskin.....
Thanks God, karena saya bisa membayar biaya rumah sakit hanya dengan menggesek kartu saya....
Thanks God, karena saya mendapatkan perawatan yang sangat baik oleh rumah sakit tersebut ....
Artikel di Kompas hari Sabtu tanggal 7 Oktober mengulas tentang Orang Miskin Dilarang Sakit.
Saat membaca judul tersebut hati saya menjadi miris....
Semiris saat saya membaca buku seri Dilarang Miskin yang berjudul: Orang Miskin di Larang Sekolah.......
Lagi – lagi kemiskinan.....Lagi – lagi kemiskinan....
Ada apa sih dengan rakyat miskin???? Mengapa mereka selalu menjadi mangsa para penguasa yang rakus akan wajah penguasa orde baru yang tergambar di selembar kertas berwarna X berukuran Y?
Kalau saja pejabat pemerintah masih memiliki hati nurani.....
Tentunya dana untuk rakyat miskin dapat dirasakan seutuhnya oleh mereka....
Kalau saja pemerintah tidak bernapsu dengan kekayaan duniawi....
Tentunya kematian rakyat miskin yang “dipercepat” tidak akan terjadi....
Kematian....bisa kita percepat....dengan atau tanpa kemauan kita....
Kematian....bisa kita perlambat....dengan kemauan kita.....
C’est la vie.....